Perbanyakkan amalan di bulan yang mulia ini...
 

Selasa, 23 Februari 2010

Artikel

0 komentar
Azrul Makarim

Pesantren dan Fenomena Pergaulan Bebas

Fenomena pergaulan bebas yang terjadi di masyarakat sudah cukup memprihatinkan. Masyarakat, terutama anak muda cendrung menganggap hubungan antar lawan jenis (pacaran) sebagai hal yang biasa. Padahal berawal dari sesuatu situlah fenomena pergaulan bebas berawal.

Read more...

Rabu, 17 Februari 2010

Berlebihan bila Nikah Sirri di pidanakan ...

0 komentar
JAKARTA--Rencana atau usulan perubahan atas Undang-Undang Perkawinan terkait nikah siri, mengundang reaksi sejumlah pihak. Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) menilai berlebihan jika kemudian nanti orang yang menikah siri dihukum pidana.
''Jelas itu berlebihan. Lebih baik pemerintah ngurusi saja masalah perzinahan. Maraknya perzinahan di negeri ini. Jangan kemudian orang yang sudah sah menikah secara agama Islam kemudian dikejar-kejar dengan pidana,'' tegas Adian Husaini, Ketua DDII di Jakarta, Senin (15/2).
Dikatakan Adian, sebaiknya pemerintah melakukan pendekatan dengan pembinaan secara baik. Ini bisa dilakukan melalui para tokoh-tokoh dan pemuka agama Islam di negeri ini. ''Karena sebenarnya kesadaran umat untuk mencatatkan pernikahannya ke KUA juga sudah sangat tinggi. Jangan kemudian pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan hukum pidana,'' tandasnya.
Di satu sisi, Adian menilai bisa saja mereka yang menikah siri adalah karena terkendala masalah dana, jika pernikahannya dicatatkan di KUA. ''Sekarang kan memang katanya biaya untuk menikah di KUA murah. Tapi kan pada kenyataannya di lapangan tidak demikian. Mereka yang tak memiliki dana cukup untuk ke KUA, jelas memilih nikah siri. Nikah siri dalam artian nikah yang sah secara agama Islam,'' ungkap Adian.
Menurut Adian, pasangan yang menikah siri tentunya juga harus mengetahui konsekuensi yang harus dihadapi. ''Artinya, mereka tentunya juga sudah siap menangggung resikonya. Jika kelak dikemudian hari ada sengketa hukum, tentunya tidak bisa diproses secara hukum nasional,'' paparnya.
''Jadi sekali lagi, peran negara jangan terlalu jauh. Daripada ngurusi orang yang sudah nikah secara sah, urusin saja masalah maraknya perzinahan, aksi pornografi dan pornoaksi yang marak di negeri ini dan sangat merusak,'' ucap Adian.
Read more...

Minggu, 14 Februari 2010

Tanpa Pondok, Haram Hukumnya Sandang Gelar Kiai

0 komentar

Kediri (beritajatim.com)- Selain membahas dukungan kepada KH Solahuddin Wahid alias Gus Sholah, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang menjadi kandidat ketua umum PBNU dalam muktamar Makassar, Forum Pengasuh Pondok Pesantren dan Habaib (FP3H) se Jawa-Madura yang digelar di kediaman KH Idris Marzuki, pengasuh Ponpes Lirbyo Kediri, juga membahas mengenai pemberian label kiai.

Sekitar 50 orang kiai yang hadir menyepakati hukumnya haram kepada seseorang yang menyebut atau disebut sebagai kiai, namun tidak memiliki pondok pesantren. Hal itu hasil dari Bathsul Masail yang digelar Makkah. "Kiai itu harus mempunyai pondok pesantren. Kalau tidak, maka haram hukumnya. Hasil Bathsul Masail yang digelar di Saudi Arabia ini tadi juga dimunculkan dalam forum itu," kata Pengasuh Ponpes As-Somadiyah, KH Sofiyullah, kepada beritajatim.com, Minggu (14/2/2010).

Diakui KH Sofiyullah bahwa seluruh kiai yang hadir dalam forum di Lirboyo Kediri tidak ada yang membantah mengenai keputusan Bathsul Masail dari Makkah tersebut. "Selain tidak membantah, para kiai juga tidak ada yang memperpanjang masalah ini. Jadi, yang namanya kiai wajib hukumnya memiliki pondok pesantren," tegas Kiai Sofiyullah

Read more...

Hukum Merayakan Hari Valentine Buat Umat Islam

0 komentar



Assalamu'alaikum wr. wb.

Langsung saja pertanyaan saya Ustadz, bagaimana hukum merayakan hari Valentine dalam pandangan syariah Islam?

Mohon dijelaskan hakikat dan sejarahnya. Mohon dijelaskan, terima kasih

Wassalamu'alaikum wr. wb.


Nurahini Hendrawati
nura_stevenson

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa 'kasih sayang', walau pun pada hakikatnya bukan kasih sayang melainkan hari 'making love'.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun

Read more...

50 Pengasuh Pondok di Jawa-Madura Dukung Gus Solah

0 komentar

Kediri (beritajatim.com)-– Sekitar 50 orang kiai se -awa-Madura menggelar pertemuan di kediaman KH Idris Marzuki, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri, Minggu (14/2/2010) siang.
Dalam forum pertemuan para pengasuh ponpes secara tertutup tersebut, para kiai membicarakan tentang kesepakatan mereka untuk mendukung KH Sholahuddin Wahid, yang akrab disapa dengan Gus Solah, pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, sebagai kandidat calon ketua umum PBNU.
Pengasuh Ponpes Assayidiyah Kediri, KH Anwar Iskandar, kepada sejumlah media mengatakan, dalam forum pimpinan ponpes se Jawa-Madura tersebut di dalamnya membicarakan tentang harapan-harapan dan usulan-usulan para kiai agar menjadi bagian yang diputuskan dari muktamar NU mendatang.
“Ada dua hal penting yang dibicarakan dalam forum ini. Pertama, mengenai masalah yang bersifat material dan yang kedua mengenai masalah figur. Mengenai masalah material, tadi sepakat bahwa muktamar itu harus membuat keputusan yang menjamin tentang keselamatan ahli sunnah waljamaah. Jangan sampai dimasuki orang-orang yang berpaham di luar itu," ungkap Gus War, panggilan Anwar Iskandar.
Gus War menambahkan, materi kedua yang dibicarakan tentang usulan penguatan-penguatan terhadap peran ulama atau peran suriyah di dalam di setiap pengambilan keputusan.
"Yang ketiga, adalah seruan-seruan moral. Seperti, sekarang ini misalnya, sedang marak-maraknya masalah yang berhubungan dengan UU No. 1 tahun 1965, tentang UU Penodaaan Agama, maka para kiai-kiai menghendaki agar Mahkamah Konstitusi (MK) menolak ususal LSM itu untuk peninjauan kembali (PK),” tegas Gus War.
Gus War mengatakan, mengenai masalah figur, arah daripada perkumpulan para kiai-kiai itu menghendaki Gus Solah, adik almarhum KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, tanpa menafikan yang kandidat yang lain. Oleh karena itu, Gus Solah agar direkomendasi menjadi ketua umum PBNU mendatang.
"Kalau alasan memilih Gus Solah itu karena sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Seperti, mengetahui tentang ‘njoreone’ Nahdatul Ulama (NU), paham ahli sunnah wahjamaah, mengerti manajemen dan administrasi dan punya pondok pesantren,” imbuh Gus War.
Hasil dari forum iniakan disampaikan kepada pengurus NU, yang notabene adalah para santri-santri dari sejumlah kiai tersebut. “Kiai-kiai ini sebenarnya adalah orang-orang yang tidak memiliki otoritas organisatoris. Tetapi mempunyai otoritas moral. Meski demikian, pemegang saham terbsar di NU itu adalah kiai. Jadi seruan ini tentu diberikan kepada pengurus, yang notabene adalah santrinya kiai. Seperti KH. Hasan Mutawakil, itu kan santrinya Lirboyo,” terang Gus War.
Secara terpisah, Pengasuh Ponpes As-Somadiyah KH Sofiyullah, yang juga salah satu peserta yang ikut dalam forum tersebut mengaku bahwa dirinya bersama para kiai-kiai lain telah menyatakan sikap untuk mendukung Gus Solah. Bahkan, para kiai yang tidak dapat hadir dalam pertemuan itu, menyampaikan sikapnya dukungannya kepada Gus Solah melalui handphone, seperti KH A. Nawawi Abdul Jalil, Pengasuh Ponpes Sidogiri Pasuruan.
Ditanya mengenai apakah tidak ada kekhawatiran NU akan terlibat pada politik praktis, karena sebelumnya Gus Solah sempat mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden RI, KH Shofiullah mengaku menjamin tidak akan terjadi. "Gus Solah telah menunjukkan dirinya bahwa dia bersih. Pasalnya, saat mencalonkan diri sebagai wakil presiden RI dulu, dia mengundurkan diri dari kepengurusan NU. Itu adalah bukti bahwa Gus Solah mampu untuk memegang kepemimpinan NU," ujar Shofiullah.
Sekadar diketahui, saat ini memang sudah muncul beberapa nama kandidat calon yang akan maju dalam muktamar NU di Makassar nanti. Di antaranya, KH Said Agil Sirat, KH Ali Maschan Moesa, KH Masdar Farid Mas'udi, dan KH Sholahuddin Wahid. Kendati demikian, Gus Solah nampaknya yang mendapat sambutan positif dari para kiai-kiai se Jawa-Madura ini.
Sesuai buku hadir, ke-50 kiai-kiai pengurus ponpes tersebut antara lain, KH H Mudatsir dari Pamekasan Madura, KH Maghfir dari RMI Jawa Tengah, KH Mashul Islamil dari Mojokerto, KH Jamli dari Kudus, KH Moch Lutfi dari Pamekasan, KH H Ali Robbini dari Pamekasan, KH H Abdul Wasik dari Pamekasan, KH H Zaim Ahmadi dari Rembang, Jawa Tengah, KH H Masbukhin Fakih dari Gresik, KH Muklas dari Sidoarjo, KH Moch Sobirin dari Pasuruhan, KH Muhaimin Bisri dari Sampang, KH Zaenudin Jazuli dari Ponpes Ploso, Mojo, Kediri, dan masih banyak kiai lainnya.

Read more...

Rabu, 10 Februari 2010

Ketua MUI : Penyebutan Haram Rebonding Berlebihan

0 komentar
Ketua MUI : Penyebutan Haram Rebonding Berlebihan
Amanda Ferdina - detikNews


Jakarta - Penyebutan haram rebonding oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) se-Jawa Timur dianggap berlebihan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab hal yang haram itu bukanlah kegiatan rebondingnya namun apabila seorang wanita mempertontonkan rambutnya di depan lelaki yang bukan mahramnya.

"Kalau (Rebonding) diharamkan, agak berlebihan. Haramnya itu bukan rebounding-nya tapi tampil di depan marham dengan mengedepankan rambut itu karena bisa timbulkan fitnah," kata salah satu Ketua MUI Cholil Ridwan pada detikcom, Jumat (15/1/2010).

Penyebutan fatwa haram itu dinilai Ridwan tidak jelas. Sebab, rebonding dinilai tetap bermanfaat untuk yang tidak mengenakan jilbab. "Sementara kalau dia tidak keluar rumah dan hanya ketemu kakak laki-laki, dan ayahnya di rumah kan tidak masalah kalau dia rebonding," jelasnya.

Ridwan menganalogikannya dengan kegiatan transfusi darah. Dahulu transfusi darah dianggap haram karena darah yang keluar dari tubuh itu adalah najis. Namun, karena kemajuan teknologi, para ulama akhirnya bersepakat hingga transfusi dianggap halal dan tidak dipermasalahkan.

"Begitu juga rebonding. Dibandingkan transfusi, itu tidak ada apa-apanya," ucapnya.

Keluarnya fatwa bersifat ijtihadiyah. "Kalau soal rebonding harus diangkat ke majelis yang lebih tinggi, misalkan ke MUI Jawa Timur," katanya.
Read more...

Kiai Sepuh Ditawari Asuransi Kesehatan

0 komentar
SP/M.Arief Kurniawan Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat menjenguk kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin, KH. Anwar Iskandar di RS Bhayangkara Kota Kediri

KEDIRI - Pemprov Jatim akan memberikan fasilitas kesehatan bagi para kiai yang ada di seluruh Jatim, terutama bagi mereka yang berusia lanjut. Seluruh kesehatannya akan ditanggung oleh APBD Jatim. Namun begitu, para kiai sampai kini belum mau menerima tawaran tersebut.

Setidaknya ini yang muncul saat Gubernur Jatim, Soekarwo, menyampaikan keinginannya membantu para kiai yang sudah berusia lanjut. Dalam kondisi sakit, mereka tidak mendapat fasilitas kesehatan berupa asuransi kesehatan atau semacamnya.

”Kita sedang pikirkan untuk membantu para kiai, terutama yang berusia lanjut. Setidaknya, Pemprov akan membantu dalam APBD lewat fasilitas general check up gratis. Tahun ini akan berjalan,” kata Soekarwo saat menghadiri pembukaan kegiatan Satu Abad Ponpes Lirboyo Kediri, Sabtu (23/1).

Gubernur yang akrab disapa Pak Dhe Karwo ini hadir bersama Wagub Syaifullah Yusuf. Selain mereka hadir pula Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suwarno, seluruh kiai sepuh di Kediri dan sekitarnya, Walikota Kediri Samsul Ashar, dan Wakilnya Abdullah Abubakar.

Mereka hadir dalam pembukaan serangkaian acara Satu Abad Ponpes Lirboyo di Ponpes Lirboyo. Di ponpes asuhan KH Idris Marzuki ini, Pakde Karwo mengaku tergugah hatinya untuk membantu kyai yang berusia sepuh. Di usia lanjut, kesehatan para kyai dipastikan menurun.

Bahkan Gus Ipul (sapaan Syaifullah Yusuf ) juga mendukung pemberian fasilitas kesehatan tersebut. Apalagi menurut pria asli Pasuruan ini, hampir semua kyai jarang memperhatikan kondisi kesehatannya masing-masing. ”Selalu mengabdi kepada Allah sampai lupa mengecek kesehatan. General check up berkala akan kita tangung,” lanjut Ipul yang menolak pemberian fasilitas kesehatan ini sebagai utang budi karena saat kampanye seluruh Ponpes di Jatim mendukung mereka.

Namun keinginan tersebut tidak disambut baik oleh KH Idris Marzuki. Kiai khos Lirboyo ini belum mau menerima tawaran fasilitas kesehatan tersebut. “Kami sangat hargai keinginan Pak Dhe Karwo memperhatikan kami. Tapi karena ini menyangkut kepentingan banyak kiai, sebaiknya dibicarakan dulu dengan para kiai yang lain. Apakah menerima atau sebaliknya,” katanya.
Read more...

40 hari kematian Gus Dur

0 komentar

Pewarta-Indonesia, Momentum 40 hari (matang puluh) pasca kematian Abdurrahman Wahid yang diperingati pada 08 Februari 2010 pukul 20.00 WIB. Sejatinya, harus menjadi modal dasar kebangkitan keimanan sekaligus semangat kemanusiaan dan pencerahan bagi seluruh dialog antariman serta menemukan tujuan hidup di atas makam Guru pluralisme, Demokrasi, Kebebasan Beragama.

Matang puluh juga mesti dijadikan barometer sebagai wahana refleksi seberapa jauh kualitas kita dalam melakukan perjalanan spiritual untuk menemukan jati diri dan perubahan hidup yang lebih baik sejak wafatnya mendiang.

Mampukah model wisata religius--dengan berziarah ke makam Gus Dur di Jombang, Jawa Timur saat peringatan 40 hari ini melahirkan kesadaran kolektif guna membangun solidaritas antarumat beragama.

Terwujudnya masyarakat yang adil, tentram, damai, toleran, sejahtera dan harmonis pun menjadi cita-cita yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Kekuatan Angka 40

Konon sepanjang sejarah, angka 14 telah dikenal sebagai angka mistis sekaligus suci untuk peraktek-peraktek yang memberi makna perubahan secara positif.

Menurut ilmu numenorologi, angka 40 melambangkan kematian diri seseorang dan kelahiran kembali secara spiritual. Menurut tulisan kabbalistik dalam kitab Zohar untuk sampai pada akhir sebuah lingkaran transformasi dibutuhkan 40 hari mulai dari penentuan tujuan, persiapan hingga pengujian tujuan.

Uniknya, bila bilangan 40 dilihat dari doktrin agama-agama. Ilene Segalove, seorang pendeta Yahudi (2006;3-5) menjelaskan angka 40 digambarkan dalam kitab Taurot sebagai hurup 13 (tiga belas) dalam Yahudi 'mem' dan kartu mati serta menandakan penyelesaian dari sebuah tahapan. Agama Yahudi menjajarkan bahwa jika anda masuk embrio bayi pada usia 40 hari.

Dogma Kristen melalui kitab Injil disebutkan selama 120 kali, diantaranya; ketika orang-orang israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir, mereka terlunta-lunta di padang pasir selama 40 hari. Waktu tersebut dianggap sebagai masa penyucian dan penyiapan untuk memasuki tanah yang dijanjikan (the promised lond); Musa berusia 40 tahun saat tuhan memanggilnya; Musa mendaki puncak bukit sinai dan menghabisakan waktu di bukit itu selama 40 hari 40 malam. Ia menerima bagian pertama sepuluh perintah Tuhan. Pada saat orang-orang disekitarnya membuat sesembahan palsu.Musa kembali ke bukit Sina dan tinggal selama 40 hari 40 malam yang kedua kalinya.Kemudian ia menerima wahyu bagain kedua dari sepuluh firman Tuhan sebagaimana yang kita kenal sekarang; Yesus menghabiskan waktu 40 hari 40 malam untuk menyepi, berdoa dan berpuasa di dalam hutan belantara Judean dalam rangka mempersiapkan diri melaksanakan perintah Tuhan.

Ajaran Islam; Muhammad saat menerima wahyu pertama surat Al-Alaq berumur 40 tahun; Jagat raya ini di 40 pilar yang disimbolkan oleh tiang penyokong Kubah Mesjid di Jerusalem.

Dharma Budha, Sang Guru Agung Budha Gatama melakukan meditasi selama 40 hari di bawah pohon Bodhi. selama waktu itu godaan dan bahaya dunia mengancam dirinya. Namun pada hari ke 40 ia memperoleh pencerahan.

Jalan Yoga jenis Kundalini program fisik dan mistis untuk perubahn ke arah kebajikan. Katanya memerlukan waktu 40 hari untuk menghilangkan prilaku buruk dan 40 hari lainya untuk memperoleh perilaku positif.

Tak hanya itu, dalam legenda, cerita rakyat, keprcayaan suku ikut memberikan makna 40. Tengoklah, legenda di Jerusalem mengatakan bahwa jika anda mengunjungi Western Wall selama 40 hari berturu-turut dan berdoa untuk satu keinginan khusus, maka keingian itu akan terkabul.

Beberapa agama Timur juga kepercayaan orang Mesir kuno 40 adalah jumlah hari yang penting bagi jiwa untuk bisa terlepas dari badan.Itulah mengapa terdapat upacara keagamaan guna menghormati dan memperingati orang yang sudah meninggal setelah 40 hari meninggal. Layaknya di masyarakat Sunda, upacara matang pula kerap terjadi.

Masyarakat adat (suku kono) tertentu, setelah disunat laik-laki harus mengasingkan diri dalam semak-semak belukar untuk menyepi selama 40 hari. Pada hari ke 40 baru bisa pulang ke rumahnya.

Pembabakan sejarah, kala Renaisan 40 hari dianggap sebagai periode yang sempurna untuk menyelesaikan pekerjaan yang penting.

Pun keahlian medis ikut menyuarakan bahwa sela dalam aliran darah manusia memperbaharui dirinya selama 40 hari sekali.

Read more...

Doa pada 7 atau 40 Hari Setelah Kematian

0 komentar

Doa pada 7 atau 40 Hari Setelah Kematian
08/01/2008

Sudah menjadi tradisi orang NU, kalau ada keluarga yang meninggal, malam harinya ada tamu-tamu yang bersilaturrahim, baik tetangga dekat maupun jauh. Mereka ikut belasungkawa atas segala yang menimpa, sambil mendoakan untuk yang meninggal maupun yang ditinggalkan.

Selain bersiap menerima tamu, sanak keluarga, handai tolan, dan keluarga dekat, pada hari kedua sampai ketujuh, mereka akan mengadakan bacaan tahlil dan do’a yang dikirimkan kepada yang sudah meninggal dunia. Soal ada makanan atau tidak, bukan hal penting, tapi pemanfaatan pertemuan majelis silaturrahim itu akan terasa lebih berguna jika diisi dengan dzikir.

Sayang, bagi orang-orang awam yang kebetulan dari keluarga miskin, mereka memandang sajian makanan sebagai keharusan untuk disajikan kepada para tamu, padahal substansinya sebenarnya adalah bacaan tahlil dan do’a adalah untuk menambah bekal bagi si mayit.

Kemudian, peringatan demi peringatan itu menjadi tradisi yang seakan diharuskan, terutama setelah mencapai 40 hari, 100 hari, setahun (haul), dan 1000 hari. Semua itu berangkat dari keinginan untuk menghibur pada keluarga yang di tinggalkan sekaligus ingin mengambil iktibar bahwa kita juga akan menyusul (mati) di kemudian hari.

Dalil yang dapat dibuat pegangan dalam masalah ini adalah:

قَالَ طَاوُسَ: إنَّ الْمَوْتَى يُفْتِنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ أنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تَلْكَ اْلأيّاَمِ إلَى أنْ قَالَ عَنْ عُبَيْدِ ابْنِ عُمَيْرِ قَالَ: يُفْتِنُ رَجُلانِ مُؤمِنٌ وَمُنَافِقٌ فَأمَّا الْمُؤمِنُ فَيُفْتِنُ سَبْعًا وَأمَّا الْمُناَفِقُ فَيُفْتِنُ أرْبَعِيْنَ صَبَاحًا

Imam Thawus berkata: Seorang yang mati akan beroleh ujian dari Allah dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu, sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan jamuan makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sahabat Ubaid ibn Umair berkata: “Seorang mukmin dan seorang munafiq sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi seorang mukmin akan beroleh ujian selam 7 hari, sedang seorang munafiq selama 40 hari di waktu pagi.” (Al Hawi lil Fatawa as Suyuti, Juz II hal 178)

Jika suatu amaliyah atau ibadah sudah menjadi keputusan atau atsar atau amal sahabat (dalam hal ini Tاawus) maka hukumnya sama dengan hadits mursal yang sanadnya sampai kepada Tabi’in, dan dikatagorikan shahih dan telah dijadikan hujjah mutlak (tanpa syarat). Ini menurut tiga imam (Maliki, Hanafi, Hambali).

Sementara Imam Syafi’i hanya mau berhujjah dengan hadits mursal jika dibantu atau dilengkapi dengan salah satu ketetapan yang terkait dengannya, seperti adanya hadits yang lain atau kesepakatan sahabat. Dalam hal ini, seperti disebut di atas, ada riwayat dari Mujahid dan dari Ubaid bin Umair yang keduanya dari golongan Tabi’in, meski mereka berdua bukan sahabat.

Maksud dari kalimat فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ atau "sebaiknya mereka" dalam keterangan di atas adalah bahwa orang-orang di zaman Nabi Muhammad SAW melaksanakan hal itu, sedang Nabi sendiri tahu dan mengafirmasinya. (Al Hawi lil Fatawa as Syuyuti, Juz II hal 183)

KH Munawwir Abdul Fattah


Pengasuh Pesantren Krapyak Yogyakarta

Read more...

K.H. Anwar Iskandar

0 komentar

Sabtu, 23 Jan 2010 16:15:57
Gubernur Jatim Jenguk K.H. Anwar Iskandar
Menjenguk - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menjenguk pengasuh Pondok Pesantren Assa'idiyyah Dab Pengasuh PP Al-Amien Ngasinan Rejomulyo Kediri, K.H. Anwar Iskandar yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, Sabtu (23/1), akibat penyakit kencing manis. Pemerintah Provinsi Jatim berencana memberikan asuransi kepada para kiai sepuh dan tokoh masyarakat sebagai bentuk perhatian atas jasa mereka.
Read more...

Selasa, 02 Februari 2010

kegiatan dan Gedung Ponpes Al-Amien kediri

0 komentar











Read more...