Perbanyakkan amalan di bulan yang mulia ini...
 

Rabu, 20 Juni 2012

Gus War: Irjen Untung S Radjab Dekat Kiai NU

0 komentar

Kediri (beritajatim.com)--Nama mantan Kapolda Jatim yang sekarang menjabat Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S Radjab dan kini mulai santer maju pemilu gubernur (Pilgub) Jatim disambut baik Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amin, Ngasinan, Kota Kediri, KH Anwar Iskandar.

Menurut Gus War, begitu sapaan akrabnya, Untung S Radjab merupakan figur pemimpin religius dan dekat dengan para ulama, kiai dari sejumlah ponpes khususnya, di wilayah Kediri. "Beliau figur yang religius atau ibadahnya baik, senang dengan Al-Qur an dan memiliki prinsip. Tidak gampang seseorang yang memiliki prinsip. Dialah Kapolda yang terang-terangan menolak konser Lady Gaga di Indonesia," ujar Gus War kepada beritajatim.com, Rabu (20/06/2012).

Untung S Radjab, imbuh Gus War, sudah lama 'awor' alias bersama-sama dengan kiai di Kediri. Mulai dari ikut serta dalam kegiatan semaan Al-qur 'an dan kegiatan-kegiatan keagaaman lainnya. Dia pernah nyantri di Al-Falah Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, sebelasan tahun.

"Selama 14 tahun beliau mondok di Ploso. Beliau sebagai santri dari Gus Miek," imbuh Gus War. Gus Miek atau KH Hamim Tohari Djazuli adalah salah satu putra dari KH. Ahmad Djazuli Usman, pendiri Ponpes Al-Falah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Gus Miek telah wafat dan dimakamkan di Dusun Tambak, Desa Tambi, Kecamatan Mojo.

Gus Miek dikenal sebagai aulia dan makamnya banyak dikunjungi para peziarah. Setiap malam Jumat Kliwon selalu digelar acara Dzikrul Ghofilin Akbar di sana.

Sosok Untung Radjab yang religius, senang dengan Al-qur an, dan berprinsip, menurut Gus War, menjadi magnet tersendiri bagi para kiai-kiai di Kediri. Ia mengaku, sering bertemu dengan Untung Radjab, tetapi pada acara-acara tertentu dengan sesama kiai lainnya.

Ditanya mengenai wacana majunya Untung Radjab berpasangan dengan Hasan Aminuddin (Bupati Probolinggo/Ketua Ormas Nasional Demokrat Jatim/Ketua Dewan Pembina DPW Partai NasDem Jatim), Gus War mengaku, belum pernah tahu. Mengingat, dalam berbagai pertemuan, kata Gus War, Untung tidak pernah mengutarakan niat untuk maju Pilgub Jatim.

"Beliau memang sering bertemu dengan para kiai karena memiliki hubungan pribadi dan emosial dengan para kiai. Tetapi mengenai wacana beliau maju Pilgub, saya baru dengar dari njenengan ini. Dan lagi itu baru sekadar wacana, KPU (Komisi Pemilihan Umum) juga belum menentukan formaturnya secara paten," terangnya.

Menurut Gus War, apabila benar-benar maju, tentunya Untung S Radjab harus memiliki kendaraan politik (partai politik). " Beliau sepertinya belum memiliki kendaraan. Partai-partai besar tentu akan mengusung calon-calonnya sendiri. Kalau maju lewat partai kecil, saya rasa jangan, kasihan Pak Untung," saran Gus War.

Gus War memiliki harapan yang besar kepada Gubernur Jawa Timur, ke depan untuk lebih memperhatikan pendidikan keagamaan dan kemajuan pondok pesantren. Harapan tersebut, katanya, bukan hanya berasal dari dirinya pribadi, tetapi juga kalangan kiai pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur.

"Di Jawa Timur ini, mayoritas adalah warga NU (Nahdlatul Ulama dan banyak berdiri pondok pesantren). Mestinya arah kemakmuran ke sana. Harapan dari kiai yang selalu ngaji dan disiarkan secara langsung Doho TV, televisi lokal Kediri ini," katanya.

Ditanya mengenai perhatian Soekarwo dan Saifullah Yusuf selama menjabat sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Jatim kepada pendidikan agama dan pondok pesantren, menurut Gus War, masih kurang. Kendati demikian, Pakde Karwo dan Gus Ipul dinilai sebagai sosok pemimpin yang sukses memajukan kesejahteraan masyarakat umum. "Kepemimpinan Pak Karwo sangat bagus sekali. Parameternya bisa dilihat dari tiga hal pertama, stabilitas Jatim yang bagus, sehingga para pengusaha bisa menyelenggarakan ekonomi dengan baik. Kemudian, kedua dari sudut minat investor di Jatim, itu menunjukkan bahwa indikator di Jatim kondusif dan yang ketiga pelayanan masyarakat meningkat, khususnya kepada pondok pesantren. Walaupun itu belum merata, tetapi ada peningkatan dari tahun lalu," urai Gus War.

Program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur selama pemerintahan Soekarwo dan Saifullah Yusuf yang konsen terhadap dunia pesantren adalah alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk sekolah diniyah. Dana itu diberikan kepada guru-guru, pengajar. Nilai antara Rp 50-100 ribu setiap pengajar per bulan. Menurut Gus War, alokasi anggaran itu masih belum optimal.

"Kami menyadari keterbatasan kemampuan pemerintah. Saya rasa memang harus ada payung hukum, sebagai landasan dasar. Nah, DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) lah yang seharusnya bisa membuat peraturan daerah (perda) sebagai payung hukum. Sehingga, perhatian untuk pondok pesantren bisa optimal. Namun, adakah kemampuan politik dari DPRD untuk membuat perda tersebut," pungkas Gus War. [air/war]
Sumber : http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2012-06-20/139053/Gus_War:_Irjen_Untung_S_Radjab_Dekat_Kiai_NU_
Read more...