Perbanyakkan amalan di bulan yang mulia ini...
 

Jumat, 19 November 2010

Kuburan Dempul, Rumah Dedemit yang Tak Boleh Dijamah Santri

0 komentar

Kediri - Seperti bangunan lain, Pondok Pesantren (ponpes) Lirboyo juga dihuni makhluk halus. Pendiri konon menyediakan sebidang tanah untuk mengusir dan memakamkan para makhluk halus itu. Di ponpes yang berusia 100 tahun itu dikenal dengan nama kuburan dempul.
Kuburan dempul berada di sebelah utara kawasan Pondok Pesantren Lirboyo, dan ditumbuhi sejumlah pohon rindang. Dalam perkembangannya, kuburan dempul juga menjadi lokasi pemakaman mayat tanpa identitas, yang sebelumnya disemayamkan di RSUD Gambiran Kota Kediri.
Nama dempul sendiri berasal dari kata dengkul (lutut), karena proses pemakaman makam tanpa identitas kabarnya dilakukan dengan galian tanah yang sangat dangkal.
"Sekarang disana juga menjadi kuburan Mr X dan pengurus sudah mengetahui serta menyetujuinya," kata Khoirul Anam, salah seorang pengurus Pondok Pesantren Lirboyo kepada detiksurabaya.com, Jumat (19/11/2010).
Sayang, Anam enggan menunjukkan lokasi pasti kuburan dempul, karena terdapat larangan bagi santri Lirboyo untuk mendekat, terlebih masuk ke dalamnya. Ini setelah kuburan dempul juga diyakini menjadi tempat penguburan jin jahat dan dedemit, dimana masuknya santri ke lokasi tersebut akan menbuka peluang keluarnya dedemit.
"Silahkan kalau kesana, tapi saya tidak bisa mengantarkan. Saya hanya bisa menunjukkan jalannya, lewat sini dan silahkan sampeyan sendiri," ungkap Anam sambil menunjuk jalan ke lokasi kuburan dempul.
Terkait cerita mistis dari kuburan dempul, Anam mengatakan, justru banyak dirasakan masyarakat di sekitar pesantren. Tidak diketahui sebabnya, namun cerita mistis itu nyata dan menjadi kabar yang banyak diketahui masyarakat.
"Biasanya di Jalan Penanggungan, karena memang di sana ada jalan pintas ke kuburan dempul. Sering di sana ada kecelakaan yang aneh-aneh atau mungkin pengguna jalan yang mendadak bisa dimintai bonceng oleh dedemit," tutur Anam serius.
Penyebab adanya gangguan dedemit di kuburan dempul ke masyarakat, Anam meyakini karena proses pemakaman pada mayat yang tak memenuhi standar.
Diantaranya dalam galian kubur yang sangat dangkal, proses pemandian dan pengkafanan yang seadanya, serta tidak adanya d'a seusai proses pemakaman.
"Istilahnya di sana itu mungkin arwah penasaran, jadi sering mengganggu masyarakat," tandasnya.
Read more...

Jejak Misteri di Ponpes Lirboyo

0 komentar

Pohon Kelapa Kembar, Gardu Pandang ke Mekah
Kediri - Misteri di Masjid Lawang Songo Lirboyo, tak hanya terdapat dari bangunan dan gerbang tua. Pohon kelapa kembar (kelopo kembar) yang dulu pernah berdiri di depannya, konon dipercaya sebagai gardu pandang yang bisa memperlihatkan bangunan Kabah dan Masjidil Haram di Kota Mekah, Arab Saudi.
Tapi kelopo kembar saat ini sudah tak dapat dijumpai, setelah 5 tahun silam mati dan terpaksa harus ditebang. Sebelumnya, keberadaannya dipertahankan, bahkan dibiarkan berdiri menembus atap serambi luar.
"Dulu di sini dilubangi. Jadi pohonnya menembus atap cor ini dan terus sampai ke atas," kata Khoirul Anam, salah seorang pengurus Ponpes Lirboyo, saat berbincang santai dengan detiksurabaya.com, Jumat (19/11/2010).
Anam mengungkapkan, kelopo kembar sengaja dipertahankan karena banyak cerita mistis di dalamnya. Diantaranya adanya pengakuan dari Sayid Mustofa Abidin, salah seorang mantan santri asal Desa Brenggolo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, yang pernah menyaksikan secara langsung bangunan Kabah dan Masjidil Haram saat naik ke atasnya.
"Itu kejadiannya juga sudah sangat lama, tapi banyak yang menceritakan secara turun temurun. Saat itu beliau berniat memetik kelapa dan mendadak bisa melihat Kabah dan Masjidil Haram. Bahkan akibat kejadian itu beliau sampai jatuh dan pingsan," tutur Anam.
Pengakuan dari Sayid Mustofa Abidin ini bukan sekedar halusinasi yang bersangkutan, karena pascakejadian itu banyak yang membuktikannya.
Terkait keputusan mempertahankan keberadaan kelopo kembar, saat pembangunan serambi luar dilakukan, juga tak lepas dari keinginan KH Maksum Jauhari, salah seorang pengasuh Ponpes Lirboyo yang juga akrab disapa Gus Maksum. Tidak diketahui alasan pasti dibalik permintaan tersebut.
"Makanya saat pembangunan serambi dilakukan, pengurus dan panitia pembangunan tak berani menebang kelopo kembar," tandas Anam.
Read more...

Selasa, 16 November 2010

0 komentar


Read more...

Jumat, 12 November 2010

Jelang Idul Adha, Disnak Sumenep Awasi Hewan Kurban

0 komentar
Sumenep (beritajatim.com) - Menjelang Idul Adha 1431 H, Dinas Peternakan kabupaten Sumenep menginstruksikan pada seluruh UPT Peternakan kecamatan-kecamatan, untuk meningkatkan pengawasan terhadap hewan kurban.

Kasi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Sumenep, Ainur Rasyidi, Jumat (12/11/10) menjelaskan, pihaknya sudah membuat surat edaran pada seluruh UPT kecamatan, untuk melakukan langkah-langkah strategis terhadap pengawasan hewan kurban.

"Kami minta Kepala UPT peternakan se- kabupaten Sumenep melakukan koordinasi dengan dinas terkait, kemudian melakukan surveylance atau pengamatan, dan pemeriksaan terhadap hewan kurban sebelum dan setelah disembelih," kata Ainur Rasyidi.

Prinsipnya menurut Ainur, hewan kurban itu harus memenuhi syarat 'Asuh' atau Aman, Sehat, Utuh, dan Halal. "Tentu saja hal tersebut agar membuat masyarakat tenang saat melakukan kurban, karena hewan ternak ini sudah memenuhi standar 'Asuh' tersebut," terang Ainur.

Lebih lanjut Ainur memaparkan, hewan kurban yang baik itu adalah hewan yang sehat, tidak cacat fisik. Kemudian bulu mengkilat, lincah, dan untuk sapi idealnya berumur 2 tahun.
"Dan yang juga harus diperhatikan, untuk hewan kurban jantan, syaratnya tidak boleh dikebiri," imbuh Ainur.

Ditambahkannya, mulai hari ini pihaknya pun akan turun langsung memantau kondisi hewan kurban di pedagang-pedagang penyedia hewan kurban yang mulai marak. "Sekarang kan penyedia hewan kurban tidak hanya di pasar. Di jalan-jalan juga banyak muncul pedagang hewan kurban musiman. Mereka juga akan kami pantau," pungkas Ainur.
Read more...

Hewan Qurban di Kediri Lepas dari Pantauan Dinas

0 komentar
Kediri (beritajatim.com) - Seperti menjadi agenda rutin, setiap akan datang Hari Raya Idul Adha petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri selalu melakukan pemantauan hewan qurban. Sayangnya, pemantauan tersebut tidak mengena.

Sebab, petugas hanya memeriksa hewan qurban pada peternak langganan. Mereka tidak melakukan pemeriksaan pada peternak rumahan secara keseluruhan. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri Sri Suparmi beralasan jumlah peternak di Kabupaten Kediri sangat banyak, sehingga tidak mampu dijangkau secara keseluruhan.

Hari Raya Idul Adha tahun 2010 ini, 10 Dzulhijah 1431 H diperkirakan jatuh pada 17 November besok. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri kembali melakukan pemeriksaan di tempat pertanakan sekaligus pengepul kambing milik Agus Mujiono (48) di Dusun Joho, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

"Setiap tahun selalu diperiksa oleh petugas dari Dinas Perternakan. Jadi kami sudah tidak asing lagi. Pokoknya mendekati hari raya Idul Adha, petugas selalu kemari," kata Budi Sutisno, anak kandung Agus Mujiono.

Di tempat peternakan Agus Mujono, petugas memeriksa kondisi fisik kambing. Mulai bulu, kaki, mata, hingga testis kambing. Pemeriksaan juga melibatkan karyawan Agus.

"Melihat bulunya apakah terkena penyakit scabies atau penyakit menular atau tidak. Kemudian melihat matanya buta atau tidak, kakinya pincang atau normal, maupun testisnya. Khusus pemeriksaan testis ini bertujuan untuk mengetahui sangklir (hanya memiliki satu testis) atau tidaknya, simetris atau tidak," ujar Sri Suparmi, Kepala Dinas Peternakan dan Pertandian Kabupaten Kediri, Kamis (11/11/2010).

Tidak ada penyakit berbahaya yang ditemukan di peternakan dan pengepul kambing Agus Mujiono. Petugas hanya mendapati kambing yang belum "Poel", atau kambing yang belum memenuhi umur untuk dilakukan potong sebagai hewan qurban. Petugas langsung memberitahukan temuan itu kepada pemiliknya agar tidak dijual sebagai hewan qurban.

Sri Suparmi mengaku kelemahannya dalam memantau seluruh ternak baik kambing maupun sapi di Kabupaten Kediri. Pemantauan pada masing-masing ternak rumah tangga hanya bisa dilakukan dalam bentuk kelompok. Biasanya dinas hanya memeriksa sebagian saja (sampel).

Padahal, hewan ternak dari rumah tangga malah sering diburu untuk dijadikan hewan qurban. Perawatan di kandang ternak khusus (pengepul) tentunya lebih intensif dari ternak rumah tangga. Mulai dari segi kebersihan tempat, hingga makanan. Sebab, di peternakan khusus memperkerjakan pegawai dalam jumlah banyak.

"Saya yakin perawatan pada pertenakan rumah tangga juga sama intensif. Mereka (peternak) akan merawat hewannya agar harga jualnya juga tinggi. Jadi saya rasa mereka bisa memaksimalkan perawatan hewan ternaknya masing-masing," ungkap Sri Suparmi.

Kendati tidak mampu menjau seluruh ternak khususnya di rumah tangga, Sri Suparmi terus berupaya memantau hewan qurban secara maksimal. Petugas akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) secara berkesinambungan hingga mendekati hari H lebaran. "Bahkan, pada hari H kita masih berkeliling untuk memantau kondisi daging qurban," tandas Sri Suparmi.
http://m.beritajatim.com

Sekedar diketahui, pada peternakan dan pengepul kambing milik Agus Mujiono saat ini sebanyak 200 kambing. Ratusan kambing itu terbagi dalam tiga jenis. Yakni, Kambing Etawa, Presi dan Kacang. Harga jual kambingnya bervariatif. Mulai dari harga Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Kambing jenis Etawa merupakan jenis paling mahal diantara dua jenis lainnya.
Read more...

Rabu, 10 November 2010

Menag Ajak Salat Gaib usai Khutbah Wukuf

0 komentar
Rabu, 10 November 2010 17:41

Mekkah--Menteri Agama (Menag) sekaligus Amirulhaj Suryadharma Ali mengajak jamaah haji Indonesia untuk melaksanakan salat gaib usai khutbah wukuf, Senin (15/11) nanti. Salat gaib ini digelar untuk mendoakan keselamatan bangsa Indonesia yang akhir-akhir tak henti dirundung bencana alam. "Salat gaib ini kita laksanakan setelah salat dhuhur di Arafah," ujar Menag di sela mengunjungi sejumlah pemondokan di Mekkah, Selasa (9/11) malam.

Menag mengatakan, bencana di Indonesia seperti letusan Merapi, tsunami di Mentawai dan banjir di Wasior susul menyusul terjadi. Kondisi ini membuat keprihatinan tersendiri, khususnya bagi warga Indonesia yang saat ini tengah menunaikan ibadah haji. Lewat salat gaib ini, Menag mengajak seluruh jamaah haji mendoakan para korban bencana-bencana tersebut agar mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah.

Lewat salat gaib dan doa bersama tersebut, dirinya juga berharap agar bencana-bencana yang terjadi cepat mereda dan bangsa Indonesia tak lagi mendapatkan ujian yang berat. Untuk itu, diharapkan seluruh jamaah bisa berpartisipasi dalam salat gaib dan doa bersama ini. Selain salat gaib rencananya juga digelar doa qunut nazilah.

Saat menemui beberapa jamaah di pemondokan, Menag juga menyampaikan langsung ajakan salat gaib sekaligus pesan-pesan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. "Bapak-ibu semuanya, melalui kesempatan ini kami menyampaikan titipan salam dari Pak SBY dan Ibu Ani Yudhoyono agar semuanya diberi kesehatan dan turut mendoakan agar bangsa kita terhindar dari bencana," ujar mantan Menteri Koperasi dan UKM ini saat menemui jamaah asal Pandeglang yang menghuni pemondokan nomor 1117 di Jarwal, Mekkah.

Imbauan yang sama juga disampaikan Menag saat bertemu jamaah haji di rumah pemondokan nomor 1102 di Jarwal dan 723 di Misfalah. Saat kunjungan tersebut, Menag antara lain didampingi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Slamet Riyanto, Direktur Pembinaaan Haji Ahmad Kartono, Direktur Pelayanan Haji Zaenal Abidin Supi, Direktur BPIH yang juga Sekretaris Amirulhaj Ahmad Djunaedi dan anggota Komisi III DPR Ahmad Dimyati Natakusumah.

Di pemondokan nomor 723 di Misfalah, Menag juga sowan ke KH Maemum Zubaer, pengasuh Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) ini menerima kunjungan rombongan Menag sekitar satu jam.

Di depan KH Maemun Zubaer, Menag juga meminta doa khusus agar pelaksanaan haji tahun ini berjalan dengan lancar bangsa Indonesia diselamatkan dari bencana. Mendapat permintaan ini, KH Maemun pun langsung menyanggupinya. Sekitar tiga menit, KH Maemun pun memimpin doa dan diamini sejumlah anggota rombongan Menag dan jamaah.(abdul hakim/mch jeddah)

Read more...

Menag Minta Jamaah Tak Merokok

0 komentar

Rabu, 10 November 2010 17:42

Mekkah--Keliling dari pondokan ke pondokan, Amirul Haj Indonesia Suryadharma Ali menyampaikan pesan Presiden agar jamaah melakukan shalat ghaib dan membacakan Qunut Nazilah untuk korban bencana di Indonesia. Rabu (10/11) ini, Suryadharma mengunjungi jamaah dari Magelang.

Selasa malam, di salah satu pondokan, Suryadharma sempat menemui jamaah yang sedang sakit. Di kamar jamaah sakit itu, ia mencium asap rokok. "Coba tolong jangan ada yang merokok. Kita yang sehat aja sesak, apalagi jamaah yang sakit," kata Menag kepada jamaah.

Pemerintah Arab melarang peredaran tembakau di sekitar Masjidil Haram. Kawasan radius lima kilometer dari Masjidil Haram ditetapkan sebagai kawasan bebas tembaku. Poster-poster bahwa merokok pun dipasang di berbagai tempat.

Suryadharma juga sempat melihat pondokan yang buruk fasilitasnya yang ditempati jamaah dari Pasuruan dan Manado. "Pemondokan terburuk," ujar Suryadharma, Selasa, pukul 23.00 waktu Arab.

Pondokan ini tak memiliki dapur, sehingga jamaah memasak di kamar masing-maing. Mereka juga sering kesulitn air. Saat berdialog dengan Menag, jamaah kembali mengeluhkan masalah air yang tidak lancar. Mereka juga meminta sisa uang sewa, sepeti jamaah lain yang telah menerimanya. Menag pun meminta jajaran panitia hji Daker Makkah agar masalah tersebut segera diselesaikan. Tapi, mereka takmungkin mendapat sisa uang sewa pondokan, karena harga rumah yang mereka tempati harganya di atas 2.850 riyal.

Dari rumah 1102, Menag yang didampingi Dirjen Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Slamet Riyanto, lantas menuju rumah nomor 732 di kawasan Bahudman.Di rumah tersebut, Menag mengunjungi KH Maimun Zubair, pengasuh pondok pesantren Sarang, Rembang yang juga menjadi sesepuh PPP.

Menag membicarakan masalah haji dengan KH Maimun. Di sini, doa bersama pun digelar untuk keselamatan bangsa akibat banyaknya bencana akhir-akhir ini. (priyantono oemar/mch mekkah)

Read more...

Selasa, 26 Oktober 2010

Warga Sumbar Hanya Dibolehkan Berhaji Sekali

0 komentar

Padang, (tvOne)

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengeluarkan kebijakan membatasi keberangkatan seorang untuk menunaikan ibadah haji hanya satu kali seumur hidup, guna memberi kesempatan orang lain yang belum pernah berhaji. "Ibadah haji hanya diwajibkan satu kali karena itu kepada masyarakat yang telah berhaji akan dibatasi keberangkatannya untuk memberikan kesempatan kepada calon haji lainnya agar bisa berangkat," kata Kepala Bidang Haji, Zakat dan Wakaf (Hazawa) Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat, Japeri, di Padang, Selasa (26/10).
Menurutnya, saat ini daftar tunggu calon haji Sumatera Barat sudah mencapai tahun 2017. Oleh karena itu jika seseorang telah menunaikan ibadah haji diharapkan agar memberi kesempatan pada yang belum untuk berangkat. "Karena itu, Kanwil Kemenag Sumbar secara tegas menolak dan tidak akan memproses masyarakat yang ingin mendaftar haji namun sudah pernah berangkat sebelumnya sebagaimana diatur dalam UU No.13 Tahun 2008," lanjut dia.
Dikatakannya, bagi masyarakat yang sudah berhaji namun ingin kembali ke Tanah Suci Mekkah bisa dilakukan dengan menunaikan ibadah umrah. Berdasarkan data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kantor Wilayah Kementerian Agama, Sumatera Barat, pada 2010 terdapat 254 orang yang telah haji namun kembali berangkat ke Tanah Suci.
Japeri menjelaskan, ada dua pengecualian yang membolehkan seseorang kembali berangkat guna menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya yaitu sebagai "mahrom" dan bertugas sebagai petugas pembimbing haji. "Mahrom adalah orang yang mendampingi keluarganya dalam melaksanakan ibadah haji yaitu suami bagi istri dan anak laki-laki bagi keluarga perempuan," kata dia.
Seseorang yang menjadi 'mahrom' harus dilengkapi dengan surat pernyataan bahwa yang bersangkutan adalah 'mahrom' dan harus diketahui oleh pemerintah setempat seperti lurah atau kepala desa. Ia mengatakan, bagi petugas pembimbing haji diperbolehkan untuk kembali berangkat dengan syarat tidak ada lagi petugas lain yang belum berangkat yang bisa menggantikannya," kata dia.
"Jika ada masyarakat atau petugas haji yang sudah berangkat namun mengaku belum berangkat maka hal tersebut bisa dikenakan sangsi karena telah melakukan kebohongan," lanjut dia.
Ditambahkan Japeri, guna mengantisipasi agar tidak ada masyarakat yang berkali-kali berangkat haji sejak 2006 telah diterapkan sistem komputer haji yang akan bisa mendeteksi apakah sebelumnya seseorang telah pernah berangkat atau belum secara "online" di seluruh Indonesia. Hingga saat ini di embarkasi Padang belum ditemukan ada calon haji yang melakukan pembohongan sehingga bisa berangkat lagi dimana sebelumnya yang bersangkutan telah menunaikan ibadah haji. (Ant)

Read more...

Pemerintah akui pelayanan ibadah haji 2010 masih buruk

0 komentar

JAKARTA. Pemerintah mengakui pelayanan ibadah haji tahun ini belum memuaskan. Kementerian Agama menuding jumlah jemaah haji yang besar sebagai penyebabnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Ghafur Djawahir mengatakan, jumlah jemaah yang besar membuat panitia kesulitan melakukan kontrol. Dia mencontohkan seperti masalah pemondokan. Abdul Ghafur bilang, pemerintah Saudi Arabia baru memberlakukan standar baru di Mekkah. "Sehingga masih terdapat perbedaan luas wilayah, jarak hingga fasilitas pemondokan," katanya, Senin (25/10).
Tetapi, dia bilang masalah pemondokan hanya terjadi di Mekkah saja. Untuk di Madinah, dia bilang tidak ada masalah.
Sementara untuk masalah transportasi, Abdul Ghafur mengakui masih banyak kendala. Tetapi, dia bilang kendala itu masih dalam batas kewajaran karena jutaan manusia berkumpul pada satu tempat. "Kami sudah berusaha mengatur sedemikian rupa, tapi kondisinya memang sulit dikendalikan," tegasnya.
Begitu pun dengan masalah kriminalitas. Abdul Ghafur mengakui, banyak jemaah yang menjadi korban karena pelakunya justru dari Indonesia. Menurutnya, pelaku ini memanfaatkan kesamaan suku atau asal daerah untuk memperdayai jemaah haji asal Indonesia. "Tentu saja banyak jemaah haji yang sangat senang kalau bertemu dengan jemaah lain (oknum) yang sedaerah," ujar Abdul Ghafur.
Kementerian Agama mengaku sudah berupaya meningkatkan pengawasan dengan menerjunkan aparat tanpa seragam untuk berpatroli. Namun, biasanya oknum yang tertangkap hanya ditahan oleh aparat pemerintah Indonesia.
Abdul Ghafur mengaku kasihan kalau harus menyerahkan oknum-oknum tersebut ke aparat Saudi. "Hukuman mereka sangat berat, bisa-bisa dihukum potong tangan kalau bukti-buktinya lengkap," ujarnya. Namun ia mengancam kalau ternyata oknum tersebut sudah berkali-kali melancarkan aksinya, maua tidak mau pihak aparat Indonesia akan menyerahkan kepada aparat hukum Saudi.
Sebelumnya, Komisi VIII DPR mengecam pelaksaan ibadah haji tahun ini. DPR menemukan pelayanan ibadah haji tahun ini masih belum memuaskan terutama masalah pemondokan dan transportasi.
Read more...

Rabu, 20 Oktober 2010

0 komentar
gif animator
Read more...

Sabtu, 18 September 2010

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H. Tahun 2010

0 komentar
Assalamualaikum Wr.Wb.
Kami mengucapkan "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H Tahun 2010" (bagi yg merayakan).
Taqabbalallahu minna wa minkum wa ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin. artinya: Semoga Allah menerima amalan-amalan yg telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah dan mendapat kemenangan. Dan yg terakhir, mohon maaf lahir batin...
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Read more...

Selasa, 23 Februari 2010

Artikel

0 komentar
Azrul Makarim

Pesantren dan Fenomena Pergaulan Bebas

Fenomena pergaulan bebas yang terjadi di masyarakat sudah cukup memprihatinkan. Masyarakat, terutama anak muda cendrung menganggap hubungan antar lawan jenis (pacaran) sebagai hal yang biasa. Padahal berawal dari sesuatu situlah fenomena pergaulan bebas berawal.

Read more...

Rabu, 17 Februari 2010

Berlebihan bila Nikah Sirri di pidanakan ...

0 komentar
JAKARTA--Rencana atau usulan perubahan atas Undang-Undang Perkawinan terkait nikah siri, mengundang reaksi sejumlah pihak. Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) menilai berlebihan jika kemudian nanti orang yang menikah siri dihukum pidana.
''Jelas itu berlebihan. Lebih baik pemerintah ngurusi saja masalah perzinahan. Maraknya perzinahan di negeri ini. Jangan kemudian orang yang sudah sah menikah secara agama Islam kemudian dikejar-kejar dengan pidana,'' tegas Adian Husaini, Ketua DDII di Jakarta, Senin (15/2).
Dikatakan Adian, sebaiknya pemerintah melakukan pendekatan dengan pembinaan secara baik. Ini bisa dilakukan melalui para tokoh-tokoh dan pemuka agama Islam di negeri ini. ''Karena sebenarnya kesadaran umat untuk mencatatkan pernikahannya ke KUA juga sudah sangat tinggi. Jangan kemudian pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan hukum pidana,'' tandasnya.
Di satu sisi, Adian menilai bisa saja mereka yang menikah siri adalah karena terkendala masalah dana, jika pernikahannya dicatatkan di KUA. ''Sekarang kan memang katanya biaya untuk menikah di KUA murah. Tapi kan pada kenyataannya di lapangan tidak demikian. Mereka yang tak memiliki dana cukup untuk ke KUA, jelas memilih nikah siri. Nikah siri dalam artian nikah yang sah secara agama Islam,'' ungkap Adian.
Menurut Adian, pasangan yang menikah siri tentunya juga harus mengetahui konsekuensi yang harus dihadapi. ''Artinya, mereka tentunya juga sudah siap menangggung resikonya. Jika kelak dikemudian hari ada sengketa hukum, tentunya tidak bisa diproses secara hukum nasional,'' paparnya.
''Jadi sekali lagi, peran negara jangan terlalu jauh. Daripada ngurusi orang yang sudah nikah secara sah, urusin saja masalah maraknya perzinahan, aksi pornografi dan pornoaksi yang marak di negeri ini dan sangat merusak,'' ucap Adian.
Read more...

Minggu, 14 Februari 2010

Tanpa Pondok, Haram Hukumnya Sandang Gelar Kiai

0 komentar

Kediri (beritajatim.com)- Selain membahas dukungan kepada KH Solahuddin Wahid alias Gus Sholah, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang menjadi kandidat ketua umum PBNU dalam muktamar Makassar, Forum Pengasuh Pondok Pesantren dan Habaib (FP3H) se Jawa-Madura yang digelar di kediaman KH Idris Marzuki, pengasuh Ponpes Lirbyo Kediri, juga membahas mengenai pemberian label kiai.

Sekitar 50 orang kiai yang hadir menyepakati hukumnya haram kepada seseorang yang menyebut atau disebut sebagai kiai, namun tidak memiliki pondok pesantren. Hal itu hasil dari Bathsul Masail yang digelar Makkah. "Kiai itu harus mempunyai pondok pesantren. Kalau tidak, maka haram hukumnya. Hasil Bathsul Masail yang digelar di Saudi Arabia ini tadi juga dimunculkan dalam forum itu," kata Pengasuh Ponpes As-Somadiyah, KH Sofiyullah, kepada beritajatim.com, Minggu (14/2/2010).

Diakui KH Sofiyullah bahwa seluruh kiai yang hadir dalam forum di Lirboyo Kediri tidak ada yang membantah mengenai keputusan Bathsul Masail dari Makkah tersebut. "Selain tidak membantah, para kiai juga tidak ada yang memperpanjang masalah ini. Jadi, yang namanya kiai wajib hukumnya memiliki pondok pesantren," tegas Kiai Sofiyullah

Read more...

Hukum Merayakan Hari Valentine Buat Umat Islam

0 komentar



Assalamu'alaikum wr. wb.

Langsung saja pertanyaan saya Ustadz, bagaimana hukum merayakan hari Valentine dalam pandangan syariah Islam?

Mohon dijelaskan hakikat dan sejarahnya. Mohon dijelaskan, terima kasih

Wassalamu'alaikum wr. wb.


Nurahini Hendrawati
nura_stevenson

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa 'kasih sayang', walau pun pada hakikatnya bukan kasih sayang melainkan hari 'making love'.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun

Read more...

50 Pengasuh Pondok di Jawa-Madura Dukung Gus Solah

0 komentar

Kediri (beritajatim.com)-– Sekitar 50 orang kiai se -awa-Madura menggelar pertemuan di kediaman KH Idris Marzuki, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri, Minggu (14/2/2010) siang.
Dalam forum pertemuan para pengasuh ponpes secara tertutup tersebut, para kiai membicarakan tentang kesepakatan mereka untuk mendukung KH Sholahuddin Wahid, yang akrab disapa dengan Gus Solah, pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, sebagai kandidat calon ketua umum PBNU.
Pengasuh Ponpes Assayidiyah Kediri, KH Anwar Iskandar, kepada sejumlah media mengatakan, dalam forum pimpinan ponpes se Jawa-Madura tersebut di dalamnya membicarakan tentang harapan-harapan dan usulan-usulan para kiai agar menjadi bagian yang diputuskan dari muktamar NU mendatang.
“Ada dua hal penting yang dibicarakan dalam forum ini. Pertama, mengenai masalah yang bersifat material dan yang kedua mengenai masalah figur. Mengenai masalah material, tadi sepakat bahwa muktamar itu harus membuat keputusan yang menjamin tentang keselamatan ahli sunnah waljamaah. Jangan sampai dimasuki orang-orang yang berpaham di luar itu," ungkap Gus War, panggilan Anwar Iskandar.
Gus War menambahkan, materi kedua yang dibicarakan tentang usulan penguatan-penguatan terhadap peran ulama atau peran suriyah di dalam di setiap pengambilan keputusan.
"Yang ketiga, adalah seruan-seruan moral. Seperti, sekarang ini misalnya, sedang marak-maraknya masalah yang berhubungan dengan UU No. 1 tahun 1965, tentang UU Penodaaan Agama, maka para kiai-kiai menghendaki agar Mahkamah Konstitusi (MK) menolak ususal LSM itu untuk peninjauan kembali (PK),” tegas Gus War.
Gus War mengatakan, mengenai masalah figur, arah daripada perkumpulan para kiai-kiai itu menghendaki Gus Solah, adik almarhum KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, tanpa menafikan yang kandidat yang lain. Oleh karena itu, Gus Solah agar direkomendasi menjadi ketua umum PBNU mendatang.
"Kalau alasan memilih Gus Solah itu karena sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Seperti, mengetahui tentang ‘njoreone’ Nahdatul Ulama (NU), paham ahli sunnah wahjamaah, mengerti manajemen dan administrasi dan punya pondok pesantren,” imbuh Gus War.
Hasil dari forum iniakan disampaikan kepada pengurus NU, yang notabene adalah para santri-santri dari sejumlah kiai tersebut. “Kiai-kiai ini sebenarnya adalah orang-orang yang tidak memiliki otoritas organisatoris. Tetapi mempunyai otoritas moral. Meski demikian, pemegang saham terbsar di NU itu adalah kiai. Jadi seruan ini tentu diberikan kepada pengurus, yang notabene adalah santrinya kiai. Seperti KH. Hasan Mutawakil, itu kan santrinya Lirboyo,” terang Gus War.
Secara terpisah, Pengasuh Ponpes As-Somadiyah KH Sofiyullah, yang juga salah satu peserta yang ikut dalam forum tersebut mengaku bahwa dirinya bersama para kiai-kiai lain telah menyatakan sikap untuk mendukung Gus Solah. Bahkan, para kiai yang tidak dapat hadir dalam pertemuan itu, menyampaikan sikapnya dukungannya kepada Gus Solah melalui handphone, seperti KH A. Nawawi Abdul Jalil, Pengasuh Ponpes Sidogiri Pasuruan.
Ditanya mengenai apakah tidak ada kekhawatiran NU akan terlibat pada politik praktis, karena sebelumnya Gus Solah sempat mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden RI, KH Shofiullah mengaku menjamin tidak akan terjadi. "Gus Solah telah menunjukkan dirinya bahwa dia bersih. Pasalnya, saat mencalonkan diri sebagai wakil presiden RI dulu, dia mengundurkan diri dari kepengurusan NU. Itu adalah bukti bahwa Gus Solah mampu untuk memegang kepemimpinan NU," ujar Shofiullah.
Sekadar diketahui, saat ini memang sudah muncul beberapa nama kandidat calon yang akan maju dalam muktamar NU di Makassar nanti. Di antaranya, KH Said Agil Sirat, KH Ali Maschan Moesa, KH Masdar Farid Mas'udi, dan KH Sholahuddin Wahid. Kendati demikian, Gus Solah nampaknya yang mendapat sambutan positif dari para kiai-kiai se Jawa-Madura ini.
Sesuai buku hadir, ke-50 kiai-kiai pengurus ponpes tersebut antara lain, KH H Mudatsir dari Pamekasan Madura, KH Maghfir dari RMI Jawa Tengah, KH Mashul Islamil dari Mojokerto, KH Jamli dari Kudus, KH Moch Lutfi dari Pamekasan, KH H Ali Robbini dari Pamekasan, KH H Abdul Wasik dari Pamekasan, KH H Zaim Ahmadi dari Rembang, Jawa Tengah, KH H Masbukhin Fakih dari Gresik, KH Muklas dari Sidoarjo, KH Moch Sobirin dari Pasuruhan, KH Muhaimin Bisri dari Sampang, KH Zaenudin Jazuli dari Ponpes Ploso, Mojo, Kediri, dan masih banyak kiai lainnya.

Read more...

Rabu, 10 Februari 2010

Ketua MUI : Penyebutan Haram Rebonding Berlebihan

0 komentar
Ketua MUI : Penyebutan Haram Rebonding Berlebihan
Amanda Ferdina - detikNews


Jakarta - Penyebutan haram rebonding oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) se-Jawa Timur dianggap berlebihan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab hal yang haram itu bukanlah kegiatan rebondingnya namun apabila seorang wanita mempertontonkan rambutnya di depan lelaki yang bukan mahramnya.

"Kalau (Rebonding) diharamkan, agak berlebihan. Haramnya itu bukan rebounding-nya tapi tampil di depan marham dengan mengedepankan rambut itu karena bisa timbulkan fitnah," kata salah satu Ketua MUI Cholil Ridwan pada detikcom, Jumat (15/1/2010).

Penyebutan fatwa haram itu dinilai Ridwan tidak jelas. Sebab, rebonding dinilai tetap bermanfaat untuk yang tidak mengenakan jilbab. "Sementara kalau dia tidak keluar rumah dan hanya ketemu kakak laki-laki, dan ayahnya di rumah kan tidak masalah kalau dia rebonding," jelasnya.

Ridwan menganalogikannya dengan kegiatan transfusi darah. Dahulu transfusi darah dianggap haram karena darah yang keluar dari tubuh itu adalah najis. Namun, karena kemajuan teknologi, para ulama akhirnya bersepakat hingga transfusi dianggap halal dan tidak dipermasalahkan.

"Begitu juga rebonding. Dibandingkan transfusi, itu tidak ada apa-apanya," ucapnya.

Keluarnya fatwa bersifat ijtihadiyah. "Kalau soal rebonding harus diangkat ke majelis yang lebih tinggi, misalkan ke MUI Jawa Timur," katanya.
Read more...

Kiai Sepuh Ditawari Asuransi Kesehatan

0 komentar
SP/M.Arief Kurniawan Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat menjenguk kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin, KH. Anwar Iskandar di RS Bhayangkara Kota Kediri

KEDIRI - Pemprov Jatim akan memberikan fasilitas kesehatan bagi para kiai yang ada di seluruh Jatim, terutama bagi mereka yang berusia lanjut. Seluruh kesehatannya akan ditanggung oleh APBD Jatim. Namun begitu, para kiai sampai kini belum mau menerima tawaran tersebut.

Setidaknya ini yang muncul saat Gubernur Jatim, Soekarwo, menyampaikan keinginannya membantu para kiai yang sudah berusia lanjut. Dalam kondisi sakit, mereka tidak mendapat fasilitas kesehatan berupa asuransi kesehatan atau semacamnya.

”Kita sedang pikirkan untuk membantu para kiai, terutama yang berusia lanjut. Setidaknya, Pemprov akan membantu dalam APBD lewat fasilitas general check up gratis. Tahun ini akan berjalan,” kata Soekarwo saat menghadiri pembukaan kegiatan Satu Abad Ponpes Lirboyo Kediri, Sabtu (23/1).

Gubernur yang akrab disapa Pak Dhe Karwo ini hadir bersama Wagub Syaifullah Yusuf. Selain mereka hadir pula Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suwarno, seluruh kiai sepuh di Kediri dan sekitarnya, Walikota Kediri Samsul Ashar, dan Wakilnya Abdullah Abubakar.

Mereka hadir dalam pembukaan serangkaian acara Satu Abad Ponpes Lirboyo di Ponpes Lirboyo. Di ponpes asuhan KH Idris Marzuki ini, Pakde Karwo mengaku tergugah hatinya untuk membantu kyai yang berusia sepuh. Di usia lanjut, kesehatan para kyai dipastikan menurun.

Bahkan Gus Ipul (sapaan Syaifullah Yusuf ) juga mendukung pemberian fasilitas kesehatan tersebut. Apalagi menurut pria asli Pasuruan ini, hampir semua kyai jarang memperhatikan kondisi kesehatannya masing-masing. ”Selalu mengabdi kepada Allah sampai lupa mengecek kesehatan. General check up berkala akan kita tangung,” lanjut Ipul yang menolak pemberian fasilitas kesehatan ini sebagai utang budi karena saat kampanye seluruh Ponpes di Jatim mendukung mereka.

Namun keinginan tersebut tidak disambut baik oleh KH Idris Marzuki. Kiai khos Lirboyo ini belum mau menerima tawaran fasilitas kesehatan tersebut. “Kami sangat hargai keinginan Pak Dhe Karwo memperhatikan kami. Tapi karena ini menyangkut kepentingan banyak kiai, sebaiknya dibicarakan dulu dengan para kiai yang lain. Apakah menerima atau sebaliknya,” katanya.
Read more...

40 hari kematian Gus Dur

0 komentar

Pewarta-Indonesia, Momentum 40 hari (matang puluh) pasca kematian Abdurrahman Wahid yang diperingati pada 08 Februari 2010 pukul 20.00 WIB. Sejatinya, harus menjadi modal dasar kebangkitan keimanan sekaligus semangat kemanusiaan dan pencerahan bagi seluruh dialog antariman serta menemukan tujuan hidup di atas makam Guru pluralisme, Demokrasi, Kebebasan Beragama.

Matang puluh juga mesti dijadikan barometer sebagai wahana refleksi seberapa jauh kualitas kita dalam melakukan perjalanan spiritual untuk menemukan jati diri dan perubahan hidup yang lebih baik sejak wafatnya mendiang.

Mampukah model wisata religius--dengan berziarah ke makam Gus Dur di Jombang, Jawa Timur saat peringatan 40 hari ini melahirkan kesadaran kolektif guna membangun solidaritas antarumat beragama.

Terwujudnya masyarakat yang adil, tentram, damai, toleran, sejahtera dan harmonis pun menjadi cita-cita yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Kekuatan Angka 40

Konon sepanjang sejarah, angka 14 telah dikenal sebagai angka mistis sekaligus suci untuk peraktek-peraktek yang memberi makna perubahan secara positif.

Menurut ilmu numenorologi, angka 40 melambangkan kematian diri seseorang dan kelahiran kembali secara spiritual. Menurut tulisan kabbalistik dalam kitab Zohar untuk sampai pada akhir sebuah lingkaran transformasi dibutuhkan 40 hari mulai dari penentuan tujuan, persiapan hingga pengujian tujuan.

Uniknya, bila bilangan 40 dilihat dari doktrin agama-agama. Ilene Segalove, seorang pendeta Yahudi (2006;3-5) menjelaskan angka 40 digambarkan dalam kitab Taurot sebagai hurup 13 (tiga belas) dalam Yahudi 'mem' dan kartu mati serta menandakan penyelesaian dari sebuah tahapan. Agama Yahudi menjajarkan bahwa jika anda masuk embrio bayi pada usia 40 hari.

Dogma Kristen melalui kitab Injil disebutkan selama 120 kali, diantaranya; ketika orang-orang israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir, mereka terlunta-lunta di padang pasir selama 40 hari. Waktu tersebut dianggap sebagai masa penyucian dan penyiapan untuk memasuki tanah yang dijanjikan (the promised lond); Musa berusia 40 tahun saat tuhan memanggilnya; Musa mendaki puncak bukit sinai dan menghabisakan waktu di bukit itu selama 40 hari 40 malam. Ia menerima bagian pertama sepuluh perintah Tuhan. Pada saat orang-orang disekitarnya membuat sesembahan palsu.Musa kembali ke bukit Sina dan tinggal selama 40 hari 40 malam yang kedua kalinya.Kemudian ia menerima wahyu bagain kedua dari sepuluh firman Tuhan sebagaimana yang kita kenal sekarang; Yesus menghabiskan waktu 40 hari 40 malam untuk menyepi, berdoa dan berpuasa di dalam hutan belantara Judean dalam rangka mempersiapkan diri melaksanakan perintah Tuhan.

Ajaran Islam; Muhammad saat menerima wahyu pertama surat Al-Alaq berumur 40 tahun; Jagat raya ini di 40 pilar yang disimbolkan oleh tiang penyokong Kubah Mesjid di Jerusalem.

Dharma Budha, Sang Guru Agung Budha Gatama melakukan meditasi selama 40 hari di bawah pohon Bodhi. selama waktu itu godaan dan bahaya dunia mengancam dirinya. Namun pada hari ke 40 ia memperoleh pencerahan.

Jalan Yoga jenis Kundalini program fisik dan mistis untuk perubahn ke arah kebajikan. Katanya memerlukan waktu 40 hari untuk menghilangkan prilaku buruk dan 40 hari lainya untuk memperoleh perilaku positif.

Tak hanya itu, dalam legenda, cerita rakyat, keprcayaan suku ikut memberikan makna 40. Tengoklah, legenda di Jerusalem mengatakan bahwa jika anda mengunjungi Western Wall selama 40 hari berturu-turut dan berdoa untuk satu keinginan khusus, maka keingian itu akan terkabul.

Beberapa agama Timur juga kepercayaan orang Mesir kuno 40 adalah jumlah hari yang penting bagi jiwa untuk bisa terlepas dari badan.Itulah mengapa terdapat upacara keagamaan guna menghormati dan memperingati orang yang sudah meninggal setelah 40 hari meninggal. Layaknya di masyarakat Sunda, upacara matang pula kerap terjadi.

Masyarakat adat (suku kono) tertentu, setelah disunat laik-laki harus mengasingkan diri dalam semak-semak belukar untuk menyepi selama 40 hari. Pada hari ke 40 baru bisa pulang ke rumahnya.

Pembabakan sejarah, kala Renaisan 40 hari dianggap sebagai periode yang sempurna untuk menyelesaikan pekerjaan yang penting.

Pun keahlian medis ikut menyuarakan bahwa sela dalam aliran darah manusia memperbaharui dirinya selama 40 hari sekali.

Read more...

Doa pada 7 atau 40 Hari Setelah Kematian

0 komentar

Doa pada 7 atau 40 Hari Setelah Kematian
08/01/2008

Sudah menjadi tradisi orang NU, kalau ada keluarga yang meninggal, malam harinya ada tamu-tamu yang bersilaturrahim, baik tetangga dekat maupun jauh. Mereka ikut belasungkawa atas segala yang menimpa, sambil mendoakan untuk yang meninggal maupun yang ditinggalkan.

Selain bersiap menerima tamu, sanak keluarga, handai tolan, dan keluarga dekat, pada hari kedua sampai ketujuh, mereka akan mengadakan bacaan tahlil dan do’a yang dikirimkan kepada yang sudah meninggal dunia. Soal ada makanan atau tidak, bukan hal penting, tapi pemanfaatan pertemuan majelis silaturrahim itu akan terasa lebih berguna jika diisi dengan dzikir.

Sayang, bagi orang-orang awam yang kebetulan dari keluarga miskin, mereka memandang sajian makanan sebagai keharusan untuk disajikan kepada para tamu, padahal substansinya sebenarnya adalah bacaan tahlil dan do’a adalah untuk menambah bekal bagi si mayit.

Kemudian, peringatan demi peringatan itu menjadi tradisi yang seakan diharuskan, terutama setelah mencapai 40 hari, 100 hari, setahun (haul), dan 1000 hari. Semua itu berangkat dari keinginan untuk menghibur pada keluarga yang di tinggalkan sekaligus ingin mengambil iktibar bahwa kita juga akan menyusul (mati) di kemudian hari.

Dalil yang dapat dibuat pegangan dalam masalah ini adalah:

قَالَ طَاوُسَ: إنَّ الْمَوْتَى يُفْتِنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ أنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تَلْكَ اْلأيّاَمِ إلَى أنْ قَالَ عَنْ عُبَيْدِ ابْنِ عُمَيْرِ قَالَ: يُفْتِنُ رَجُلانِ مُؤمِنٌ وَمُنَافِقٌ فَأمَّا الْمُؤمِنُ فَيُفْتِنُ سَبْعًا وَأمَّا الْمُناَفِقُ فَيُفْتِنُ أرْبَعِيْنَ صَبَاحًا

Imam Thawus berkata: Seorang yang mati akan beroleh ujian dari Allah dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu, sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan jamuan makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sahabat Ubaid ibn Umair berkata: “Seorang mukmin dan seorang munafiq sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi seorang mukmin akan beroleh ujian selam 7 hari, sedang seorang munafiq selama 40 hari di waktu pagi.” (Al Hawi lil Fatawa as Suyuti, Juz II hal 178)

Jika suatu amaliyah atau ibadah sudah menjadi keputusan atau atsar atau amal sahabat (dalam hal ini Tاawus) maka hukumnya sama dengan hadits mursal yang sanadnya sampai kepada Tabi’in, dan dikatagorikan shahih dan telah dijadikan hujjah mutlak (tanpa syarat). Ini menurut tiga imam (Maliki, Hanafi, Hambali).

Sementara Imam Syafi’i hanya mau berhujjah dengan hadits mursal jika dibantu atau dilengkapi dengan salah satu ketetapan yang terkait dengannya, seperti adanya hadits yang lain atau kesepakatan sahabat. Dalam hal ini, seperti disebut di atas, ada riwayat dari Mujahid dan dari Ubaid bin Umair yang keduanya dari golongan Tabi’in, meski mereka berdua bukan sahabat.

Maksud dari kalimat فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ atau "sebaiknya mereka" dalam keterangan di atas adalah bahwa orang-orang di zaman Nabi Muhammad SAW melaksanakan hal itu, sedang Nabi sendiri tahu dan mengafirmasinya. (Al Hawi lil Fatawa as Syuyuti, Juz II hal 183)

KH Munawwir Abdul Fattah


Pengasuh Pesantren Krapyak Yogyakarta

Read more...

K.H. Anwar Iskandar

0 komentar

Sabtu, 23 Jan 2010 16:15:57
Gubernur Jatim Jenguk K.H. Anwar Iskandar
Menjenguk - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menjenguk pengasuh Pondok Pesantren Assa'idiyyah Dab Pengasuh PP Al-Amien Ngasinan Rejomulyo Kediri, K.H. Anwar Iskandar yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, Sabtu (23/1), akibat penyakit kencing manis. Pemerintah Provinsi Jatim berencana memberikan asuransi kepada para kiai sepuh dan tokoh masyarakat sebagai bentuk perhatian atas jasa mereka.
Read more...

Selasa, 02 Februari 2010

kegiatan dan Gedung Ponpes Al-Amien kediri

0 komentar











Read more...