TRIBUNNEWS.COM, KAYUAGUNG – Trisno (18) pelajar
salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Muara Baru Kecamatan Kota
Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi korban penganiayaan
oleh ustadz HM (30).
Telapak tangan kanan korban dimasukan secara
paksa oleh Hs ke dalam air mendidih. Akibatnya, tangan Trisno melepuh.
Informasi yang dihimpun, Kamis (26/4/2012), peristiwa ini terjadi, Senin
(23/1/2012) lalu, pukul 22.00 WIB.
Malam itu, santri di pondok
lainya pulas tertidur. Prilaku yang tak sepantasnya dilakukan oleh
seorang ustadz ini, berawal dari dugaan karena korban dituduh
mengambil uang anak santri lainnya. Namun, tuduhan itu tidak benar.
Hs
yang juga anak dari pimpinan Ponpes ini, nekat memaksa korban untuk
memasukan telapak tangannya ke dalam air yang baru dijerang dan
mendidih. Tak urung, jemari tangan Trisno melepuh hingga kesakitan.
“Menurut
pengakuan pelaku, korban ini diminta untuk memasukan tangannya ke dalam
kuali diisi air yang dimasak mendidih,” kata Kapolres OKI AKBP Agus F
SH SIk melalui Kapolsek AKP Karimun Jaya SH.
Masih kata Karimun,
air di dalam kuali tadi memang mendidih, tetapi menurut Husni airnya
sudah diberi rajahan, sehingga apabila korban tidak mencurinya, jelas
tangan yang dicelupkan ke dalam air mendidih tadi menjadi dingin. Dan
apabila melakukan pencurian air akan semakin panas dirasakan.
“Jelas sikap Husni ini tidak benar,” kata Karimun.
Lalu
kepada Karimun, korban menceritakan, puncaknya, pada kejadian
kehilangan yang ke-15 kalinya, para pengajar ponpes hilang kesabaran dan
langsung menuduh korban Trisno sebagai pelakunya.
Apalagi setelah
ditanyakan kepada yang bersangkutan, Trisno menjawab tidak mengetahui
siapa yang mencuri uang para santri yang hilang. Karena atas keterangan
sang ustazd bahwa, air sudah diberikan rajahan dan siapa yang tidak
mencuri maka akan merasakan dingin.
Saat itu, sang santri yang
merasa tidak melakukan pencurian, dengan beraninya mencelupkan tangan
kanan ke dalam air mendidih dan hingga kini melepuh dan dipastikan cacat
seumur hidup.
Dari kejadian ini, orang tua Trisno, Alidin (48)
baru mengetahuinya, akhir Maret lalu. Maka itu, Alidin melaporkan hal
ini ke pihak kepolisian untuk menindaklanjuti kejadian yang menimpa
anaknya.
“Saat itu, saya pernah datang ke Pondok Pesantren untuk
melihat anak saya. Tetapi, kerap kali keluarga datang untuk melihat
Trisno selalu gagal. Dan menurut pimpinan pondok, Trisno ikut ke
Palembang ada kegiatan pondok,” kata Alidin saat itu
sumber : http://www.tribunnews.com/2012/04/26/dituduh-mencuri-tangan-santri-direbus-ustadz
Kamis, 26 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar